Selasa, 31 Januari 2017

PARAMETER DAN KARAKTERISTIK PENCEMAR UDARA

EPA (Environmental Protection Agency) telah menetapkan standard kualitas udara ambien nasional (NAAQS) yang terdiri dari 6 polutan udara yang paling umum, yaitu karbon monoksida, timbal, ozone, partikulat, nitrogen dioksida, dan sulfur dioksida. Keenam parameter tersebut dikenal sebagai pencemar udara kriteria.

1. Karbon Monoksida

Rentang konsentrasi alamiah karbon monoksida berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1999 :
Tabel 1. Baku Mutu Karbon Monoksida
Waktu Pengukuran
Baku Mutu
1 Jam
30.000 μg / Nm3
24 Jam
10.000 μg / Nm3
1 Tahun
-

Bila bahan mengandung karbon terbakar, maka akan terbentuk gas karbon dioksida (CO2). Bila pembakaran tidak sempurna akan dihasilkan gas karbon monoksida (CO) yang tergolong gas berbahaya karena dapat menyebabkan kematian (Damanhuri, 2008). Beberapa sifat gas karbon monoksida adalah (SikerNas, 2010) : 

Sifat fisik dan kimia:  
  • Berat molekul: 28,0
  • Rumus molekul: CO
  • Titik didih: -314 F (-192oC)
  • Titik beku: -326 F (-199oC)
  • Titik leleh: -205oC
  • Tekanan uap: 760 mmHg pada setiap -191oC
  • Kerapatan uap (udara = 1): 0,968
  • Kelarutan dalam air: 2,3% pada 20oC
  • Viskositas 0,01657 cP pada 0oC
  • Dapat larut dalam alkohol, benzen, asam asetat, etil asetat, kloroform, larutan tembaga, dan klorida.
  • Pada suhu normal berbentuk gas yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa
  • Memiliki berat jenis yang lebih kecil dari udara
  • Sangat stabil
  • Memiliki waktu detensi sekitar 2-4 bulan
Karbon Monoksida memiliki potensi bersifat racun yang berbahaya karena mampu membentuk ikatan yang kuat dengan pigmen darah yaitu haemoglobin (Luthfi, 2008).

Gambar 1. Keluaran Karbon Monoksida pada Kendaraan
(Sumber: https://www.cdc.gov/co/faqs.htm)

2. Timbal
Rentang konsentrasi alamiah Timbal berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1999:

Tabel 2. Baku Mutu Timbal
Waktu Pengukuran
Baku Mutu
1 Jam
-
24 Jam
2 μg / Nm3
1 Tahun
1 μg / Nm3

Sifat fisik dan kimia: 
            Timbal (Pb) sering disebut sebagai timah hitam. Timbal adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Pb dan nomor atom 82. Logam Pb merupakan salah satu logam beracun yang dapat masuk ke dalam system biologis dan sangat membahayakan kesehatan manusia. Logam Pb seringkali ditambahkan pada bensin untuk meningkatkan angka oktan.Timbal memiliki titik lebur yang rendah, mudah dibentuk, memiliki sifat kimia yang aktif sehingga biasa digunakan untuk melapisi logam agar tidak timbul perkaratan. Timbal memiliki warna abu-abu kebiruan mengkilat dan memiliki bilangan oksidasi +2 (Sunarya dalam Suratno, 2013). Berikut ini merupakan tabel mengenai sifat fisik dari timbal:
Tabel 3. Sifat Fisik Timbal
Nomor atom
82
Densitas (g/cm3)
11.34
Titik lebur (oC)
327.46
Titik didih (oC)
1.749
Kalor Peleburan (kJ/mol)
4.77
Kalor Penguapan (kJ/mol)
179.5
Kapasitas pada 250oC (J/mol.K)
26.65
Konduktivitas termal pada 300 K (W/m K)
35.5
Ekspansi Termal 25oC (µm/m K)
28.9
Kekerasan (Mpa)
38.6

Gambar 2. Timbal
Timbal bersifat karsinogenik, dapat menyebabkan mutasi, terurai dalam jangka waktu lama dan toksisistasnya tidak berubah.

3. Ozone (O3)
Rentang konsentrasi alamiah Ozone berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1999:


Tabel 4. Baku Mutu Ozone (O3)
Waktu Pengukuran
Baku Mutu
1 Jam
235 μg / Nm3
24 Jam
-
1 Tahun
50 μg / Nm3

Sifat fisik dan kimia: 
Ozone merupakan suatu substansi kimia yang disebut juga sebagai oksidan karena merupakan bagian terbanyak dari oksidan yang terukur dan merupakan reaksi awal dari proses smog fotokimia. Ozon adalah gas berwarna biru yang daya oksidasinya luar biasa dan memiliki bau yang tajam. Ozon juga merupakan disinfektan yang 5000 kali lebih cepat dan lebih disukai daripada klor, karena klor meninggalkan bau dan rasa yang tidak enak. Ozon mudah menyerap sinar UV, terutama pada panjang gelombang sinar UV diantara 240-280 nm, dan pecah menjadi 1 atom oksigen (O) dan 1 molekul gas oksigen (O2) :
O3 + UV à O + O2
Di permukaan bumi konsentrasi ozone ada sekitar 0,02-0,03 ppm. Di daerah industri konsentrasinya lebih tinggi, yaitu dapat mencapai 0,5 ppm karena adanya reaksi gas oksigen di udara oleh sinar matahari dengan hadirnya partikel-partikel asap pabrik. Ozone bersifat racun dimulai pada konsentrasi 1,2 ppm. Konsentrasi ozone mencapai maksimum pada ketinggian 15 - 30 km di dalam stratosfir (Pikatan, 2011).

4. Partikulat
      Partikulat yang merupakan bagian dari pencemar udara kriteria adalah PM 2.5, PM10, dan TSP (Debu). Partikulat adalah bentuk dari padatan atau cairan dengan ukuran molekul tunggal yang lebih besar dari 0.002 µm tetapi lebih kecil dari 500 µm yang tersuspensi di atmosfer dalam keadaan normal. Senyawa partikulat merupakan istilah umum untuk beragam substansi yang ada, sebagai partikel diskret (padatan atau tetesan liquid) dalam berbagai ukuranBerikut penjelasan mengenai sifat fisik dan kimia dari tiap partikulat:

a. PM10 ( Partikulat ≤ 10 µm)
   Partikulat PM10 merupakan partikulat berdiameter 10 mikrometer yang dapat terkumpul menggunakan peralatan sampling dengan efisiensi 50%, PM10 ­diklasifikasikan polutan karena ukurannya yang dapat terhirup. Debu PM10 bersifat sangat mudah terhirup, sehingga PM10 dikategorikan sebagai Respirable Particulate Matter (RPM). Partikulat PM10 memiliki tingkat bahaya yang semakin meningkat pada pagi dan malam hari karena terdapat asap yang bercampur dengan uap air (Gindo, 2011).
    PM10 terdiri dari oksida aluminosilikat dan oksida lainnya dari elemen kerak, dan sumber-sumber utama termasuk debu dari jalan, industri, pertanian, konstruksi dan pembongkaran, dan fly ash dari pembakaran bahan bakar fosil. Masa PM10 adalah dari menit ke jam dan jarak perjalanan yang bervariasi dari kurang dari 1 km hingga 10 km (EPA, 2015). Rentang konsentrasi alamiah PM10 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1999:
Tabel 5. Baku Mutu Partikulat PM10­
Waktu Pengukuran
Baku Mutu
24 Jam
150 μg / Nm3


b. PM2.5 (Partikel ≤ 2.5 µm)
           Partikulat (PM 2.5) adalah partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 2.5 mikron (mikrometer) yang terkumpul dengan peralatan sampling dengan efisiensi 50%. Partikel PM 2.5 dapat bertahan di atmosfer selama beberapa jam hingga beberapa hari dalam keadaan cuaca normal. Partikel PM 2.5 terdiri dari berbagai kombinasi senyawa sulfat, senyawa nitrat, senyawa karbon, ammonium, ion hydrogen, senyawa organic, logam (Pb, Cd, V, Ni, Cu, Zn, Mn, dan Fe), dan partikel terikat air.
          Rentang konsentrasi alamiah PM2.5 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1999. Namun, sebenarnya peraturan mengenai rentang konsentrasi alamiah/ baku mutu dari PM2.5 ini baru berlaku pada tahun 2002:
Tabel 6. Baku Mutu Partikulat PM 2.5
Waktu Pengukuran
Baku Mutu
24 Jam
65 μg / Nm3
1 Tahun
15 μg / Nm3

c. TSP (Debu ≤ 100 µm)
             Total Suspended Particulate adalah partikulat dengan diameter ≤ 100 mikron. Partikulat TSP tidak terhirup ke dalam paru. Keberadaan partikulat diudara bersifat menghamburkan cahaya yang menyebabkan kabut pada siang hari dan mereduksi jarak pandang. Hamburan cahaya disebabkan oleh partikel yang berdiameter 0.4 hingga 0.8 um,  merupakan partikulat sekunder. Partikel tersebut dapat menghamburkan sinar karena mendekati panjang gelombang sinar tampak, yaitu antara 0.38 sampai 0.76 um.
            TSP merupakan campuran dari berbagai senyawa organik dan anorganik di udara dengan diameter yang sangat kecil, mulai dari < 1 mikron sampai dengan maksimal 500 mikron. Partikulat debu tersebut akan berada di udara dalam waktu yang relatif lama dalam keadaan melayang di udara. Rentang konsentrasi alamiah TSP berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1999:

Tabel 7. Baku Mutu TSP
Waktu Pengukuran
Baku Mutu
1 Jam
-
24 Jam
230 μg / Nm3
1 Tahun
90 μg / Nm3



5. Nitrogen dioksida (NO2) 
        Nitrogen dioksida (NO2) merupakan suatu senyawa kimia berbentuk gas yang sangat beracun. Nitrogen dioksida merupakan pencemar atmosfir terbesar yang dapat menyerap sinar UV yang tidak mencapai permukaan bumi. NO2 merupakan agen pengoksida yang lebih baik dibanding N2O atau NO, sehingga digunakan sebagai agen pengoksida dalam roket.  Pengangkutan gas ini membutuhkan label bertuliskan 'gas beracun' dan 'pengoksidasi’ (Damanhuri, 2008). Rentang konsentrasi alamiah Nitrogen dioksida berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1999:


Tabel 8. Baku Mutu Nitrogen Dioksida
Waktu Pengukuran
Baku Mutu
1 Jam
400 μg / Nm3
24 Jam
150 μg / Nm3
1 Tahun
100 μg / Nm3

Sifat fisik dan kimia: 
            Pada suhu di atas 70oF, gas nitrogen dioksida berwarna kuning kecokelatan. Nitrogen dioksida bukan merupakan gas yang mudah terbakar, namun ia dapat meningkatkan potensi kebakaran pada substansi lainnya. Berat dari nitrogen dioksida lebih berat daripada berat udara. Nitrogen dioksida merupakan oksidan yang kuat yang mampu bereaksi dengan air menghasilkan asam nitrat dan nitrit oksida.

Tabel 9. Sifat Fisik dan Kimia Nitrogen Dioksida (Pubchem, 2015)
Titik didih (oC)
21.2
Titik Leleh (oC)
-11.2
Kelarutan
Sangat Larut
Densitas uap
1.58 (Pada 1 atm)
Densitas
1.44 (Pada 68oF)
Tekanan Uap
720 mmHg


6. Sulfur Dioksida (SO2)
         Rentang konsentrasi alamiah Sulfur dioksida berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1999:


Tabel 10. Baku Mutu Sulfur Dioksida
Waktu Pengukuran
Baku Mutu
1 Jam
900 μg / Nm3
24 Jam
365 μg / Nm3
1 Tahun
60 μg / Nm3

Sifat fisik dan kimia: 
         Sulfur dioksida merupakan gas tidak berwarna, berbau menyengat seperti karet terbakar. Gas SO2 ini terbentuk bila terjadi pembakaran suatu senyawa yang mengandung sulfur, misalnya pada pembakaran gas H2S akan terjadi reaksi:
2H2S (g) + 3O2 (g) 2H2 (g)+2SO2 (g)

Tabel 11. Sifat Fisik dan Kimia Sulfur Dioksida
Titik didih (oC)
-10
Titik Leleh (oC)
-76
Kerapatan uap (pada 1 atm)
2.3
Densitas (20oC)
2.93 g/L
Panas Difusi
1.77 kcal/mol
Panas uap/vaporasi
5.96 kcal/mol

         Dalam ruang kerja, TLV dari SO2 adalah 5 ppm. Pada konsentrasi sebesar 10 ppm (volume) gas ini akan mengakibatkan iritasi pada mata. Konsentrasi melebihi 500 ppm akan menyebabkan kematian seketika. Gas ini dalam pengangkutannya membutuhkan label bertuliskan 'gas racun'. Gas SO2 yang memberikan sumbangan  ± 50% dari emisi total. Cemaran garam sulfat dan sulfit dalam bentuk aerosol yang berasal dari percikan air laut memberikan sumbangan 15% dari emisi total (Damanhuri, 2008).




DAFTAR PUSTAKA

BMKG. 2017. Informasi Partikulat PM2.5. Tersedia: http://www.bmkg.go.id/kualitas-udara/informasi-partikulat-pm25.bmkg . [online]. Diakses: 31 Januari 2017.

Centres For Disease Control and Prevention. 2015. Carbon Monoxide Poisoning. Tersedia:                         https://www.cdc.gov/co/faqs.htm. [online]. Diakses: 31 Januari 2017.

Damanhuri, Enri. 2008. Diktat Pengelolaan B3. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

EPA. 2015. Criteria Air Pollutants Third Edition. USA: America’s Children and the Environment. https://www.epa.gov/sites/production/files/2015-10/documents/ace3_criteria_air_pollutants.pdf

Gindo, Agus. 2011. Pengukuran Partikel Udara Ambien (TSP, PM10, PM2.5) Di Sekitar Calon Lokasi PLTN Semenanjung Lemahabang. Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN. http://www.batan.go.id/ptlr/08id/files/u1/sntpl6/29_Agus_Gindo_pengukuran.pdf

Luthfi, Reza M. 2008. Analisis Beban Pencemar dan Konsentrasi Karbon Monoksida (CO) di DKI Jakarta.Bogor:IPB. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/2741/G08rml.pdf?sequence=12

Pikatan, Sugata. 2011. Ozon  Di Atmosfir Erosi Pada Lapisan Ozon Mengancam Kehidupan Di Permukaan Bumi. Surabaya: Buletin Ilmiah Univ. Surabaya Volume 1 no.1.

PP No. 41 Tahun 1999

Pubchem. 2015. Nitrogen Peroxide. Tersedia: https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/3032552#section=Top . [online]. Diakses: 31 Januari 2017.

Sentra Informasi Keracunan Indonesia (SikerNas). 2010. Karbon Monoksida. Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI. http://ik.pom.go.id/v2015/katalog/KARBON%20MONOKSIDA.pdf

Suratno, EW. 2013. II TInjauan Pustaka. Tersedia: http://digilib.unila.ac.id/107/8/BAB%20II.pdf [online]. Diakses: 31 Januari 2017.

Wikipedia. 2016. Timbal. Tersedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Timbal. [online]. Diakses: 31 Januari 2017.

0 Comments:

Posting Komentar